Ringkasan Khotbah, 22 Juli 2001

Jauh Jadi Dekat
Lukas 15:11-24

oleh Pdm. Ayub Abner Mbuilima STh.

Seorang pengkotbah besar mengatakan gkebesaran seseorang ditentukan 
kepada sejauh mana dia mampu mengakui kesalahan-kesalahan dan 
kelemahan yang ada." Tema kotbah kali ini yaitu "jauh jadi dekat"
mempunyai arti keadaan yang jauh dari Tuhan menjadi dekat kepada 
Tuhan. Dalam bacaan firman Tuhan pada hari ini mengisahkan seorang 
anak bungsu yang jauh dari ayahnya karena keinginan dia sendiri. 
Anak bungsu ini meminta haknya walaupun dia belum berhak untuk 
memintanya karena ayahnya masih hidup. Hak disini melambangkan 
kebebasan manusia. Allah menciptakan manusia dengan memberikan 
kebebasan untuk menentukan sikap kita. Anak bungsu ini merasa 
dikekang oleh peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh ayahnya 
karena itu dia ingin lebih bebas dan menjauhkan diri dari ayahnya. 
Akibat dari jauh dari ayahnya, dia hidup tanpa tanggung jawab atas 
berkat yang dia terima dari ayahnya dan akhirnya dia jatuh ke dalam 
kemiskinan. 

Banyak orang menginginkan kebebasan seperti yang anak bungsu itu 
dambakan. Tetapi pada saat kita menjauhkan diri dari persekutuan 
pada saat itu Iblis akan masuk ke kehidupan kita dan memakai berkat 
yang Tuhan berikan untuk hal-hal yang tidak menyenangkan Tuhan. 
Jika kita tidak mampu menguasai keinginan, kekayaan dan kebebasan 
kita, kita akan gagal dan hancur. Kebebasan yang Tuhan berikan kepada 
kita adalah kebebasan yang bertanggung jawab. Jangan sampai kita 
keluar dari persekutuan kita dengan Tuhan.

Akibat dari keadaan jauh dari Tuhan ialah kehilangan berkat-berkat 
dari Tuhan. Kita akan kehilangan semuanya bahkan kita akan jatuh ke 
keadaan yang berat, susah dan dijauhi sesama. Kebahagiaan di luar 
Kristus adalah kebahagiaan yang bersifat sementara. Jangan sampai 
kita mencari kebebasan di luar Kristus karena kita akan menjadi putus 
asa, tawar hati dan malu sendiri. 

Ayat 17 dikatakan bahwa anak bungsu itu menyadari keadaan dia yang 
jauh dari ayahnya. Dan dia meninggalkan kehidupan lama dan berubah 
(ayat 18). Kesadaran itu penting tetapi perubahan hidup itulah yang 
terpenting. Kita harus menyesali, mengaku dosa kita dan tidak berbuat
dosa yang sama. Allah akan datang menjemput kita untuk kembali 
kepada-Nya seperti anak bungsu yang dijemput oleh ayahnya (ayat 20).
Ini adalah anugerah dari Tuhan dan bukan hasil usaha kita. 
Kasih Allah begitu besar kepada orang yang menyesali dan berubah dari 
kehidupan yang jauh dari Allah kepada kehidupan dekat dari Allah 
sehingga Ia memberikan berkat dan hak sebagai anak kembali. 

Jangan sampai kita menjauhkan diri kita dari Tuhan dan mencari 
kehidupan di luar Tuhan. Tetapi kalau kita sudah gagal mari kita 
ambil keputusan berbalik dan hidup dekat dengan Tuhan dan Tuhan akan 
memberikan sukacita ke dalam hidup kita. Amin.  


Lukas 15:11-24

 11  Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. 
 12  Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku 
     bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya 
     membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. 
 13  Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya 
     itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta
     miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. 
 14  Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di 
     dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. 
 15  Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu.  
     Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. 
 16  Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan 
     babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya. 
 17  Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang 
     upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di 
     sini mati kelaparan. 
 18  Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: 
     Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, 
 19  aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku 
     sebagai salah seorang upahan bapa. 
 20  Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih 
     jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh 
     belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu 
     merangkul dan mencium dia. 
 21  Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga 
     dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. 
 22  Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke 
     mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan 
     kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. 
 23  Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah 
     kita makan dan bersukacita. 
 24  Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah 
     hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. 
  

(AW/07/2001)


Kembali ke Menu Ringkasan Khotbah