Jauh Jadi Dekat Lukas 15:11-24 oleh Pdm. Ayub Abner Mbuilima STh. Seorang pengkotbah besar mengatakan gkebesaran seseorang ditentukan kepada sejauh mana dia mampu mengakui kesalahan-kesalahan dan kelemahan yang ada." Tema kotbah kali ini yaitu "jauh jadi dekat" mempunyai arti keadaan yang jauh dari Tuhan menjadi dekat kepada Tuhan. Dalam bacaan firman Tuhan pada hari ini mengisahkan seorang anak bungsu yang jauh dari ayahnya karena keinginan dia sendiri. Anak bungsu ini meminta haknya walaupun dia belum berhak untuk memintanya karena ayahnya masih hidup. Hak disini melambangkan kebebasan manusia. Allah menciptakan manusia dengan memberikan kebebasan untuk menentukan sikap kita. Anak bungsu ini merasa dikekang oleh peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh ayahnya karena itu dia ingin lebih bebas dan menjauhkan diri dari ayahnya. Akibat dari jauh dari ayahnya, dia hidup tanpa tanggung jawab atas berkat yang dia terima dari ayahnya dan akhirnya dia jatuh ke dalam kemiskinan. Banyak orang menginginkan kebebasan seperti yang anak bungsu itu dambakan. Tetapi pada saat kita menjauhkan diri dari persekutuan pada saat itu Iblis akan masuk ke kehidupan kita dan memakai berkat yang Tuhan berikan untuk hal-hal yang tidak menyenangkan Tuhan. Jika kita tidak mampu menguasai keinginan, kekayaan dan kebebasan kita, kita akan gagal dan hancur. Kebebasan yang Tuhan berikan kepada kita adalah kebebasan yang bertanggung jawab. Jangan sampai kita keluar dari persekutuan kita dengan Tuhan. Akibat dari keadaan jauh dari Tuhan ialah kehilangan berkat-berkat dari Tuhan. Kita akan kehilangan semuanya bahkan kita akan jatuh ke keadaan yang berat, susah dan dijauhi sesama. Kebahagiaan di luar Kristus adalah kebahagiaan yang bersifat sementara. Jangan sampai kita mencari kebebasan di luar Kristus karena kita akan menjadi putus asa, tawar hati dan malu sendiri. Ayat 17 dikatakan bahwa anak bungsu itu menyadari keadaan dia yang jauh dari ayahnya. Dan dia meninggalkan kehidupan lama dan berubah (ayat 18). Kesadaran itu penting tetapi perubahan hidup itulah yang terpenting. Kita harus menyesali, mengaku dosa kita dan tidak berbuat dosa yang sama. Allah akan datang menjemput kita untuk kembali kepada-Nya seperti anak bungsu yang dijemput oleh ayahnya (ayat 20). Ini adalah anugerah dari Tuhan dan bukan hasil usaha kita. Kasih Allah begitu besar kepada orang yang menyesali dan berubah dari kehidupan yang jauh dari Allah kepada kehidupan dekat dari Allah sehingga Ia memberikan berkat dan hak sebagai anak kembali. Jangan sampai kita menjauhkan diri kita dari Tuhan dan mencari kehidupan di luar Tuhan. Tetapi kalau kita sudah gagal mari kita ambil keputusan berbalik dan hidup dekat dengan Tuhan dan Tuhan akan memberikan sukacita ke dalam hidup kita. Amin.
Lukas 15:11-24 11 Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. 12 Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. 13 Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. 14 Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. 15 Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. 16 Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya. 17 Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. 18 Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, 19 aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. 20 Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. 21 Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. 22 Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. 23 Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. 24 Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.
(AW/07/2001)
Kembali ke Menu Ringkasan Khotbah |