Ringkasan Khotbah, 22 Mei 2005

Ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan
Mazmur 73:1-28

Pdt. Ayub Abner Mbuilima M.Th.

Mazmur 73 merupakan rintihan hati dari Asaf. Asaf adalah seorang imam keturunan 
Lewi, kepala pemimpin pujian di dalam Bait Allah (1Taw 14:4-5), seorang yang menjaga 
kekudusan hidup (ay 13) namun ia mengalami kekecewaan, kegetiran dan pahit hati yang 
dalam terhadap Tuhan karena ia melihat kondisi realitas hidup yang sangat berbeda 
dengan konsep pikirannya (ayat 1-12). Dari sisi materi, orang-orang fasik dan tidak 
mengenal Tuhan terlihat sehat, sukses, kaya. Ia membandingkan dengan dirinya sendiri 
(ayat 14). Rupanya Asaf melayani Tuhan tetapi memiliki konsep agama lain, yaitu 
agama timbal-balik, yaitu beranggapan bahwa bila kita setia melayani dan berkorban 
bagi Tuhan, maka Allah pun harus menggantikannya beberapa kali lipat. 

Empat ciri orang berkonsep timbal-balik:
1.Tidak akan ada ucapan syukur kepada Allah, karena menganggap semua itu adalah 
  usaha sendiri.
2.Ia masuk dalam hubungan legalistik, yaitu bila bila seorang bersusah payah 
  maka ia merasa harus diberkati Tuhan. 
3.Ia tidak punya hubungan pribadi dengan Allah.
4.Ia menciptakan allah imajinasi pribadinya sendiri.

Tetapi Allah memproses Asaf dan ada 3 hal yang membuat Asaf akhirnya berbalik 
dari konsep pola pikirnya, yaitu: 
1.Ayat 17. Pada saat Asaf mengalami kekecewaan yang besar, ia tidak lari 
  kepada hal-hal lain dan tidak lari dari pelayanannya. Tetapi ia semakin 
  mendekat pada Tuhan, dan mencari jawabannya pada Tuhan.
2.Ayat 1,18-20. Konsep berpikir dan pemahamannya mulai diubahkan oleh Tuhan. 
  Ia tidak lagi cemburu terhadap orang-orang fasik yang berhasil. 
  Tuhan mengijinkan orang-orang itu untuk berada di tempat-tempat licin. 
  Orang-orang yang hanya mengejar kekayaan dunia akan diperhamba oleh hal-hal 
  yang dikejarnya. 
3.Ayat 23-27. Ia tidak lagi mengingini kesehatan, kekayaan dan hal-hal lain 
  yang dimiliki orang fasik. Yang ia ingini adalah Allah sendiri. 
  Arti ayat 26: walaupun kita tidak memiliki apa-apa, tetaplah yang kita ingini 
  selama-lamanya adalah Allah.

Bila kita masih memiliki konsep berpikir seperti Asaf, marilah kita mengingat 
lagi bahwa kita sudah menyerahkan hidup kita kepada Tuhan sehingga apapun yang 
kita alami, kita mengerti bahwa Allah berdaulat dan Allah akan mendatangkan kebaikan.



Mazmur 73:1-28

1  Mazmur Asaf. Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, 
   bagi mereka yang bersih hatinya. 
2  Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir. 
3  Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang
   fasik. 
4  Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka; 
5  mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti 
   orang lain. 
6  Sebab itu mereka berkalungkan kecongkakan dan berpakaian kekerasan. 
7  Karena kegemukan, kesalahan mereka menyolok, hati mereka meluap-luap dengan sangkaan. 
8  Mereka menyindir dan mengata-ngatai dengan jahatnya, hal pemerasan dibicarakan 
   mereka dengan tinggi hati. 
9  Mereka membuka mulut melawan langit, dan lidah mereka membual di bumi. 
10  Sebab itu orang-orang berbalik kepada mereka, mendapatkan mereka seperti air 
    yang berlimpah-limpah. 
11  Dan mereka berkata: "Bagaimana Allah tahu hal itu, adakah pengetahuan pada 
    Yang Mahatinggi?" 
12  Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda dan senang
    selamanya! 
13  Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, 
    tanda tak bersalah. 
14  Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi. 
15  Seandainya aku berkata: "Aku mau berkata-kata seperti itu," maka sesungguhnya 
    aku telah berkhianat kepada angkatan anak-anakmu. 
16  Tetapi ketika aku bermaksud untuk mengetahuinya, hal itu menjadi kesulitan 
    di mataku, 
17  sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka. 
18  Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga 
    hancur. 
19  Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan! 
20  Seperti mimpi pada waktu terbangun, ya Tuhan, pada waktu terjaga, rupa mereka
    Kaupandang hina. 
21  Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya, 
22  aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu. 
23  Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku. 
24  Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke 
    dalam kemuliaan. 
25  Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang 
    kuingini di bumi. 
26  Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah 
    Allah selama-lamanya. 
27  Sebab sesungguhnya, siapa yang jauh dari pada-Mu akan binasa; Kaubinasakan 
    semua orang, yang berzinah dengan meninggalkan Engkau. 
28  Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah; aku menaruh tempat perlindunganku 
    pada Tuhan ALLAH, supaya dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya.   
  

(SS/05/2005)