Ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan Mazmur 73:1-28 Pdt. Ayub Abner Mbuilima M.Th. Mazmur 73 merupakan rintihan hati dari Asaf. Asaf adalah seorang imam keturunan Lewi, kepala pemimpin pujian di dalam Bait Allah (1Taw 14:4-5), seorang yang menjaga kekudusan hidup (ay 13) namun ia mengalami kekecewaan, kegetiran dan pahit hati yang dalam terhadap Tuhan karena ia melihat kondisi realitas hidup yang sangat berbeda dengan konsep pikirannya (ayat 1-12). Dari sisi materi, orang-orang fasik dan tidak mengenal Tuhan terlihat sehat, sukses, kaya. Ia membandingkan dengan dirinya sendiri (ayat 14). Rupanya Asaf melayani Tuhan tetapi memiliki konsep agama lain, yaitu agama timbal-balik, yaitu beranggapan bahwa bila kita setia melayani dan berkorban bagi Tuhan, maka Allah pun harus menggantikannya beberapa kali lipat. Empat ciri orang berkonsep timbal-balik: 1.Tidak akan ada ucapan syukur kepada Allah, karena menganggap semua itu adalah usaha sendiri. 2.Ia masuk dalam hubungan legalistik, yaitu bila bila seorang bersusah payah maka ia merasa harus diberkati Tuhan. 3.Ia tidak punya hubungan pribadi dengan Allah. 4.Ia menciptakan allah imajinasi pribadinya sendiri. Tetapi Allah memproses Asaf dan ada 3 hal yang membuat Asaf akhirnya berbalik dari konsep pola pikirnya, yaitu: 1.Ayat 17. Pada saat Asaf mengalami kekecewaan yang besar, ia tidak lari kepada hal-hal lain dan tidak lari dari pelayanannya. Tetapi ia semakin mendekat pada Tuhan, dan mencari jawabannya pada Tuhan. 2.Ayat 1,18-20. Konsep berpikir dan pemahamannya mulai diubahkan oleh Tuhan. Ia tidak lagi cemburu terhadap orang-orang fasik yang berhasil. Tuhan mengijinkan orang-orang itu untuk berada di tempat-tempat licin. Orang-orang yang hanya mengejar kekayaan dunia akan diperhamba oleh hal-hal yang dikejarnya. 3.Ayat 23-27. Ia tidak lagi mengingini kesehatan, kekayaan dan hal-hal lain yang dimiliki orang fasik. Yang ia ingini adalah Allah sendiri. Arti ayat 26: walaupun kita tidak memiliki apa-apa, tetaplah yang kita ingini selama-lamanya adalah Allah. Bila kita masih memiliki konsep berpikir seperti Asaf, marilah kita mengingat lagi bahwa kita sudah menyerahkan hidup kita kepada Tuhan sehingga apapun yang kita alami, kita mengerti bahwa Allah berdaulat dan Allah akan mendatangkan kebaikan.
Mazmur 73:1-28 1 Mazmur Asaf. Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya. 2 Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir. 3 Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik. 4 Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka; 5 mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain. 6 Sebab itu mereka berkalungkan kecongkakan dan berpakaian kekerasan. 7 Karena kegemukan, kesalahan mereka menyolok, hati mereka meluap-luap dengan sangkaan. 8 Mereka menyindir dan mengata-ngatai dengan jahatnya, hal pemerasan dibicarakan mereka dengan tinggi hati. 9 Mereka membuka mulut melawan langit, dan lidah mereka membual di bumi. 10 Sebab itu orang-orang berbalik kepada mereka, mendapatkan mereka seperti air yang berlimpah-limpah. 11 Dan mereka berkata: "Bagaimana Allah tahu hal itu, adakah pengetahuan pada Yang Mahatinggi?" 12 Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda dan senang selamanya! 13 Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah. 14 Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi. 15 Seandainya aku berkata: "Aku mau berkata-kata seperti itu," maka sesungguhnya aku telah berkhianat kepada angkatan anak-anakmu. 16 Tetapi ketika aku bermaksud untuk mengetahuinya, hal itu menjadi kesulitan di mataku, 17 sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka. 18 Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur. 19 Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan! 20 Seperti mimpi pada waktu terbangun, ya Tuhan, pada waktu terjaga, rupa mereka Kaupandang hina. 21 Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya, 22 aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu. 23 Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku. 24 Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan. 25 Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. 26 Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya. 27 Sebab sesungguhnya, siapa yang jauh dari pada-Mu akan binasa; Kaubinasakan semua orang, yang berzinah dengan meninggalkan Engkau. 28 Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah; aku menaruh tempat perlindunganku pada Tuhan ALLAH, supaya dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya.
(SS/05/2005)